GENETIKA MIKROBIA
A. Kromosom Mikrobia Prokaryot dan Eukaryot
1. Kromosom
mikrobia prokaryot
Prokariota hidup di hampir semua lingkungan di bumi
selama ada airnya. Beberapa archaea dan bakteri tumbuh dengan baik dalam
lingkungan yang ekstrem, seperti suhu tinggi (termofilia) atau salinitas tinggi
(halofilia). Makhluk hidup seperti ini disebut juga ekstremofilia. Banyak archaea
yang berperan sebagai plankton di
laut. Prokariota simbiotik hidup di dalam atau pada tubuh makhluk hidup lain,
termasuk manusia.
Organisme
prokariot seperti bakteri diketahui hanya mempunyai sebuah kromosom yang tidak
dikemas di dalam suatu nukleus sejati. Kromosom ini berbentuk lingkaran (sirkuler) atau plasmid, dan
semua gen tersusun di sepanjang lingkaran tersebut. Oleh karena itu, genom
organisme prokariot dikatakan hanya terdiri atas sebuah kromosom tunggal.
Genom dari
prokariota berada dalam suatu kompleks DNA/protein dalam sitosol,
namanya nucleoid, yang tidak punya membran nukleus. Prokariota juga hanya mengandung satu lingkaran DNA kromosomal yang
stabil, tersimpan dalam nucleoid.
Gambar 1. Genom/kromosom prokariot
2. Kromosom
mikrobia eukaryot
Genom
eukariot terdiri atas beberapa buah kromosom. Jumlah kromosom dasar di dalam
genom suatu organisme eukariot (biasa dilambangkan dengan n) dikatakan sebagai
jumlah kromosom haploid. Sel-sel
kelamin (gamet) pada manusia merupakan contoh sel yang mempunyai seperangkat
kromosom haploid, atau berarti hanya mempunyai sebuah genom. Sementara itu,
sel-sel lainnya (sel somatis) hampir selalu mempunyai dua buah genom, atau
dikatakan mempunyai genom diploid.
Jumlah
kromosom dasar di dalam genom haploid pada umumnya berbeda-beda antara satu
spesies dan spesies lainnya. Namun, jumlah kromosom ini tidak ada kaitannya
dengan ukuran atau kompleksitas biologi suatu organisme. Kebanyakan spesies
mempunyai 10 hingga 40 buah kromosom di dalam genom haploidnya. Muntjac, sejenis rusa kecil dari
Asia, hanya mempunyai tiga buah kromosom, sedangkan beberapa spesies
paku-pakuan diketahui mempunyai beratus-ratus kromosom di dalam genom
haploidnya.
B. Struktur Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul pertama yang
berhasil diisolasi dari dalam inti sel. Asam nukleat berbentuk rantai linier
yang merupakan gabungan monomer nukleotida sebagai unit pembangunnya. Molekul
ini menyimpan informasi pertumbuhan sel dan reproduksi.
Monomer
nukleotida sebagai struktur primer asam nukleat diperoleh dari hasil hidrolisis
asam nukleat. Proses hidrolisis lebih lanjut dari monomer nukleotida akan
dihasilkan asam fosfat dan nukleosida. Proses hidrolisis ini dilakukan dalam
suasana basa. Jika hidrolisis dilanjutkan kembali terhadap senyawa nukleosida
dalam larutan asam berair akan dihasilkan molekul gula dan basa nitrogen dengan
bentuk heterosiklik. Sehingga komposisi molekul penyusun asam nukleat diketahui
dengan jelas, seperti yang ditunjukkan gambar 2. hingga bagan pada Gambar. 3.
Gambar 2. Molekul sederhana asam nukleat
Gambar 3. Skema hidrolisis Asam nukleat
Dari Gambar 2
tampak bahwa struktur utama asam nukleat adalah molekul gula yang mengandung
asam posfat dan basa Nitrogen yang dihubungkan dengan ikatan posfodiester
membentuk rantai panjang. Monomer nukleotida dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
Gambar 4. Molekul Nukleotida
Gambar 5. Molekul Nukleosida
Senyawa gula penyusun
nukleotida merupakan gula dengan atom Karbon 5 (lima) yaitu 2-deoksi-D-ribosa
dan D-ribosa, lihat Bagan dibawah ini.
Bagan. Molekul penyusun Asam nukleat
Basa nukleosida
yang ditemukan pada asam nukleat adalah adenin (dilambangkan A), sitosin (C,
dari cytosine), guanin (G), timin (T)
dan urasil (U), lihat Bagan.
Asam nukleat dalam sel terdiri dari
DNA (DeoxyriboNucleic
Acid) dan
RNA (RiboNucleic
Acid).
Kedua jenis asam nukleat ini memiliki perbedaan basa purin yang merupakan
molekul penyusunnya. Untuk RNA disusun oleh gula D-ribosa dan basa urasil.
Sedangkan untuk DNA disusun oleh gula 2-deoksi-D-ribosa yaitu gula D-ribosa
yang kehilangan gugus OH pada atom C nomor 2 dan basa timin. Gambar 6. Molekul Nukleotida
C. Transkripsi dan Pengendaliannya
1. Transkripsi
Transkripsi (bahasa Inggris:
transcription) dalam genetika
adalah pembuatan RNA
dengan menyalin sebagian berkas DNA.
Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi
genetik. Pengertian asli
"transkripsi" adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang
dimaksud adalah mengubah "teks" DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang
berubah hanyalah basa nitrogen
timina
di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.
2. Proses
Transkripsi
Transkripsi
berlangsung di dalam inti
sel atau di dalam matriks mitokondria dan
plastida.
Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun tanpa rangsangan.
Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus (gen-gennya
disebut gen
konstitutif atau "gen pengurus
rumah", house-keeping genes).
Sementara
itu, gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi
sewaktu-waktu; gennya disebut gen regulatorik
karena biasanya mengatur mekanisme khusus. Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter inti,
segmen gen
yang berfungsi sebagai pencerap RNA polimerase[7]
yang terletak di bagian hulu bagian yang akan disalin (disebut transcription
unit), tidak jauh dari ujung 5' gen. Promoter inti terdiri dari kotak
TATA, kotak CCAAT
dan kotak GC.
Sebelum
RNA polimerase dapat terikat pada promoter inti, faktor transkripsi
TFIID akan membentuk kompleks dengan kotak TATA. Inhibitor dapat mengikat pada
kompleks TFIID-TATA dan mencegah terjadinya kompleks dengan faktor transkripsi
lain, namun hal ini dapat dicegah dengan TFIIA yang membentuk kompleks DA-TATA.
Setelah itu TFIIB dan TFIIF akan turut terikat membentuk kompleks DABF-TATA.
Setelah itu RNA polimerase akan mengikat pada DABF-TATA, dan disusul dengan
TFIIE, TFIIH dan TFIIJ.
Kompleks
tersebut terjadi pada bagian kotak TATA yang terletak sekitar 10-25 pasangan basa
di bagian hulu (upstream) dari kodon
mulai (AUG). Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase
mendekat ke DNA dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan
kodon mulai (TAC pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase
disebut sebagai berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut
sebagai berkas kode (karena memiliki urutan basa yang sama dengan RNA
yang dibuat).
Pada
awal transkripsi, enzim
guaniltransferase
menambahkan gugus
m7Gppp
pada ujung 5' untai pre-mRNA. Sejumlah ATP
diperlukan untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3' (ujung
karboksil) berkas templat ke arah ujung 5' (ujung amino). pre-mRNA yang
terbentuk dengan demikian berarah 5' → 3'. Pergerakan RNA polimerase akan
berhenti apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan kodon berhenti, dan
deret AAUAAA akan ditambahkan pada pangkal 3' pre-mRNA. Setelah proses selesai,
RNA polimerase akan lepas dari DNA, sedangkan pre-mRNA akan teriris sekitar 20 bp
dari deret AAUAAA dan sebuah enzim, poli(A) polimerase
akan menambahkan deret antara 150 - 200 adenosina
untuk membentuk pre-mRNA yang lengkap yang disebut mRNA primer.
Tergantung
intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA
polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan
oleh keadaan di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor
yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang
memperkuatnya.
3. Pengendalian
Transkripsi
Transkripsi
merupakan tahapan utama suatu gen dikendalikan. Tahap pengawalan merupakan
titik kritis bahkan untuk beberapa gen merupakan satu-satunya titik
pengendalian apakah suatu gen akan ditranskripsi atau tidak. Namun karena
tahapan transkripsi itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan, sejumlah tahapan
itu dapat menjadi titik-titik pengendalian transkripsi.
Ada
dua hal penting yang patut diperhatikan sehubungan dengan pengendalian
transkripsi:
a. RNA
polimerase menemukan daerah promotor dan protein-protein lain melakukan
pengikatan spesifik dengan urutan tertentu basa nukleotida di daerah promotor;
b. Protein-protein
regulator berinteraksi dengan RNA polimerase dan dengan protein pengatur yang
lain mengaktifkan atau merepresi tahapan-tahapan spesifik dalam pengawalan,
pemanjangan, dan pengakhiran dari tahapan-tahapan transkripsi.
D. Mutasi
Mutasi
adalah perubahan yang terjadi pada bahan
genetik (DNA
maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen
(disebut mutasi titik) maupun
pada taraf kromosom.
Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel
baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi
mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam,
biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi
akibat zat pembangkit mutasi (mutagen,
termasuk karsinogen),
radiasi
surya
maupun radioaktif,
serta loncatan energi listrik
seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat
(fenotipe)
akibat mutasi disebut mutan.
Dalam kajian genetik,
mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat
(individu tipe liar atau "wild type").
1.
Macam-macam
Mutasi Berdasarkan Sel yang Bermutasi
a) Mutasi somatik adalah
mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi
ini tidak akan diwariskan pada keturunannya.
b) Mutasi Gametik
adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang
meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena terjadinya di sel gamet, maka
akan diwariskan kepada keturunannya.
Bahan-bahan
yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut MUTAGEN. Mutagen dibagi menjadi 3,
yaitu:
a. Mutagen
bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat
yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase
dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
b. Mutagen
bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma.
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
c. Mutagen
bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
2.
Macam-macam
mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi
a.
Mutasi
titik / gen
Mutasi
titik merupakan perubahan pada basa
N dari DNA
atau RNA.
Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme
pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat
berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan
berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim.
Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker
(disebut SNP)
untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe
yang terjadi.
Contoh
mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat
ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan
lagi dengan timin.
b.
Aberasi
(Mutasi kromosom)
Mutasi
kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi
kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam
kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit
dalam mitosis.
Perubahan jumlah kromosom :
1) Aneuploidi adalah perubahan
jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n" menandakan jumlah set kromosom.
Sebagai contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut
2n, dimana satu paket n manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi
menjadi 2, yaitu: >> Autopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri karena
kesalahan meiosis. >> Allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara
spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
2) Aneusomi adalah perubahan
jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya
beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
Aneusomi pada manusia
dapat menyebabkan:
·
Sindrom Turner, dengan
kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin.
Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak
berkembang (ovaricular disgenesis).
·
Sindrom Klinefelter,
kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita
Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak
berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma
(aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
·
Sindrom Jacobs, kariotipe
(22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya
berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti
pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri
mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah
orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
·
Sindrom Patau, kariotipe
(45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami
kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
·
Sindrom Edward, kariotipe
(45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom
nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu
lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
Perubahan Susunan Kromosom
a.
Delesi
adalah peristiwa hilangnya sebagian kromosom karena patah
b.
Duplikasi
adalah peristiwa penambahan patahan kromosom pada kromosom yg normal
c.
Inversi
adalah membaliknya urutan gen disebabkan patahan kromosom menyisip diantara
patahan kromoson sehingga urutannya terbalik
d.
Translokasi
adalah peristiwa pindahnya patahan kromosom ke potongan kromosom lain yang
bukan homolognya
e.
Katenasi
adalah peristiwa saling menempelnya ujung-ujung kromosom sehingga membentuk
lingkaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar