Senin, 27 Februari 2012

Morfologi Tumbuhan

BUAH (FRUCTUS)
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal bauh, umumnya merupakn buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (frictus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh. Apabila bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Apa yang dinamakan buah justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius).
A.  Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
1.    Buah semu tunggal, yaitu buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain dari bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
ü  Tangkai bunga, pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale L.)
ü  Kelopak bunga, pada buah ciplukan ( Physalis minima L.)
2.    Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain dari bunga yang ikut tumbuh dan merupakn bagian buah yang menyolok, misal buah arbe (Fragraria vesca L).
3.    Buah semu majemuk, ialah buah yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak satu buah saja, misal buah nangka (Artocarpus integra Merr) dan keluwih (Artocarpus communis Forst).
                                      
Buah nangka (Artocarpus integra Merr)                                         Keluwih (Artocarpus communis Forst)
B.  Buah Sejati
1.    Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya:
ü  Buah mangga (Mangifera indica L), mempunyai satu ruang dan satu biji.
ü  Buah pepaya (Carica papaya L), terbentuk dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
ü  Buah durian (Durio zibetinus Murr), yang terbentuk dari beberapa daun buah, mempunayi beberapa ruangan dan beberapa biji.
170px-Pekawai_070314_0221_utk
Buah sejati tunggal dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
ü  Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayuh seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea L), padi (Oryza sativa L) dll.
ü  Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah buah yang dinding buahnya tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali jelas dapat dibedakan dalam 3 lapisan, yaitu:
·         Kulit luar (exocarpium atau epicarpium)
·         Kulit tengah (mesocarpium)
·         Kulit dalam (endocarpium)
1)      Buah sejati tunggal yang kering (siccus)
a.         Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji. Jika buah ini masak tidak akan pecah (indehiscens).
Contoh dari golongan ini, yaitu:
*        Buah padi (caryopsis), yang dinamakan buah padi adalah buah berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Pada buah yang demikian ini orang seringkali tidak membedakan buah dengan biji. Misalnya: buah padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.).
*        Buah kurung (achenium), yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan. Misalnya: buah bunga matahari (Helianthus annuus L.), buah bunga pagi sore (Mirabilis jalapa L.).
 
buah bunga matahari (Helianthus annuus L.)
170px-Mirabilis_jalapa17
buah bunga pagi sore (Mirabilis jalapa L.).
*        Buah keras (nux), seperti buah kurung tetapi buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu. Misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea BI.).
*        Buah keras bersayap (samara), seperti buah keras, akan tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin.
b.        Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji. Jika buah ini masak, dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia) atau pecah sedemikian rupa sehingga biji terlepas.
*        Buah berbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Buah berbelah dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:
·         Buah berbelah dua (diachenium), misalnya buah pegagan (Centella asiatica Urb.)
·         Buah berbelah tiga (triachenium), misalnya buah Trapaeolum majus L.
·         Buah berbelah empat (tetrachenium), misalnya buah selasih (Ocimum basilicum L.)
·         Buah berbelah banyak (polyachenimu).
*        Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk dari sehelai daun buah, jadi buah ini tersusun atas sejumlah daun buah yang sesuai dengan jumlah kendaga (ruangan) yang terdapat dalam buah itu.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan antara lain:
·         Buah berkendaga dua (dicoccus)
·         Buah berkendaga tiga (tricoccus), misalnya buah jarak (Ricinus communis L.)
·         Buah berkendaga lima (pentacoccus)
·         Buah berkendaga banyak (polycoccus)
*        Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas saru atau beberapa daun buah. Jika masak akan pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu lama melekat pada tangkai buah.
Buah kotak dapat dibedakan, antara lain:
·         Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya. Misal buah biduri (Calotropis gigantea Dryand.)

·         Buah polong (legumen), buah ini terbentuk dari satu daun buah dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Misalnya buah orok-orok (Crotalaria sp.), buah kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
 
buah orok-orok (Crotalaria sp.)
·         Buah lobak atau polong semu (siliqua), buah ini tersusun atas dua daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Misalnya buah lobak (Raphanus sativus L.).
·         Buah kotak sejati (capsula), buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah.buah ini jika sudah masak akan membuka, hingga biji yang ada di dalamnya dapat keluar.
2)      Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus)
a.         Buah buni (bacca), yaitu buah yabg dindingnya mempunyai dua lapis, ialah lapisan luar yang tipis agak kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair. Buah buni yang berdinding tebal dan dapat dimakan yaitu buah pepaya (Carica papaya L.) dan yang kulit buahnya tidak begitu tebal, mempunyai sifat yang kaku, tidak lunak, dan tadak berdaging, bijinya terdapat bebas di dalamnya, misalnya buah duku (Lansium domesticum Corr.) dan buah rambutan (Nephelium lappaceum L.).
b.        Buah mentimun (pepo), buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah melipat lagi ke arah dinding buah, sehingga ruang-ruang di tengah-tengah buah terbagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Misalnya buah mentimun (Cucumis sativus L.), semangka (Citrullus vulgaris Schrad.).
c.         Buah jeruk (hesperidium), adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus sp.).
d.        Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya adalah mangga (Mangifera indica L.), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos nucifera L.), yang mesokarpnya berserabut.
e.         Buah delima. Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima (Punica granatum L.).
f.         Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis, tetapi cukup kuat seprti kulit, kulit tengah tebal, lunak berair, biasanya dapat dimakan. Buah ini mempunyai beberapa ruangan dan tiap ruang mengandung saru biji. Misalnya buah apel ( Pyrus malus L.) dan buah per (Pyrus communis L.).
2.      Buah sejati ganda, ialah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapinsemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai.
Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul, buah sejati ganda dapat dibedakan sebagai berikut:
a.       Buah kurung ganda, misalnya pada buah bunga mawar (Rosa hybrida Hort.). dalam badan yang berasal dari bunganya yang berbentuk periuk, terdapat banyak buah-buah kurung.
b.      Buah batu ganda, pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.), bunganya mempunyai banyak bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah batu.
c.       Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung. misalnya pada cempaka (Michelia champaka L.).
d.      Buah buni ganda, seperti pada buah bumbung, akan tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni, misalnya buah srikaya (Annona squamosa L.).
3.      Buah sejati majemuk, merupakan buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
a.       Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti pada buah nenas (Ananas comosus Merr.).
b.      Buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus tectorius Sol.), pace (Morinda).
c.       Buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus L.).
d.      Buah pada majemuk, misalnya buah jagung (Zea mays L.). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.



GENETIKA MIKROBIA


GENETIKA MIKROBIA
A.  Kromosom Mikrobia Prokaryot dan Eukaryot
1.    Kromosom mikrobia prokaryot
Prokariota hidup di hampir semua lingkungan di bumi selama ada airnya. Beberapa archaea dan bakteri tumbuh dengan baik dalam lingkungan yang ekstrem, seperti suhu tinggi (termofilia) atau salinitas tinggi (halofilia). Makhluk hidup seperti ini disebut juga ekstremofilia. Banyak archaea yang berperan sebagai plankton di laut. Prokariota simbiotik hidup di dalam atau pada tubuh makhluk hidup lain, termasuk manusia.
Organisme prokariot seperti bakteri diketahui hanya mempunyai sebuah kromosom yang tidak dikemas di dalam suatu nukleus sejati. Kromosom ini berbentuk lingkaran (sirkuler) atau plasmid, dan semua gen tersusun di sepanjang lingkaran tersebut. Oleh karena itu, genom organisme prokariot dikatakan hanya terdiri atas sebuah kromosom tunggal.
Genom dari prokariota berada dalam suatu kompleks DNA/protein dalam sitosol, namanya nucleoid, yang tidak punya membran nukleus. Prokariota juga hanya mengandung satu lingkaran DNA kromosomal yang stabil, tersimpan dalam nucleoid.









Gambar 1. Genom/kromosom prokariot

2.    Kromosom mikrobia eukaryot
Genom eukariot terdiri atas beberapa buah kromosom. Jumlah kromosom dasar di dalam genom suatu organisme eukariot (biasa dilambangkan dengan n) dikatakan sebagai jumlah kromosom haploid. Sel-sel kelamin (gamet) pada manusia merupakan contoh sel yang mempunyai seperangkat kromosom haploid, atau berarti hanya mempunyai sebuah genom. Sementara itu, sel-sel lainnya (sel somatis) hampir selalu mempunyai dua buah genom, atau dikatakan mempunyai genom diploid.
Jumlah kromosom dasar di dalam genom haploid pada umumnya berbeda-beda antara satu spesies dan spesies lainnya. Namun, jumlah kromosom ini tidak ada kaitannya dengan ukuran atau kompleksitas biologi suatu organisme. Kebanyakan spesies mempunyai 10 hingga 40 buah kromosom di dalam genom haploidnya. Muntjac, sejenis rusa kecil dari Asia, hanya mempunyai tiga buah kromosom, sedangkan beberapa spesies paku-pakuan diketahui mempunyai beratus-ratus kromosom di dalam genom haploidnya.
B.  Struktur Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul pertama yang berhasil diisolasi dari dalam inti sel. Asam nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan gabungan monomer nukleotida sebagai unit pembangunnya. Molekul ini menyimpan informasi pertumbuhan sel dan reproduksi.
gambar 14.54Monomer nukleotida sebagai struktur primer asam nukleat diperoleh dari hasil hidrolisis asam nukleat. Proses hidrolisis lebih lanjut dari monomer nukleotida akan dihasilkan asam fosfat dan nukleosida. Proses hidrolisis ini dilakukan dalam suasana basa. Jika hidrolisis dilanjutkan kembali terhadap senyawa nukleosida dalam larutan asam berair akan dihasilkan molekul gula dan basa nitrogen dengan bentuk heterosiklik. Sehingga komposisi molekul penyusun asam nukleat diketahui dengan jelas, seperti yang ditunjukkan gambar 2. hingga bagan pada Gambar. 3.
Gambar 2. Molekul sederhana asam nukleat
gambar 14.57
Gambar 3. Skema hidrolisis Asam nukleat
Dari Gambar 2 tampak bahwa struktur utama asam nukleat adalah molekul gula yang mengandung asam posfat dan basa Nitrogen yang dihubungkan dengan ikatan posfodiester membentuk rantai panjang. Monomer nukleotida dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.


gambar 14.55
Gambar 4. Molekul Nukleotida
gambar 14.56
Gambar 5. Molekul Nukleosida


Senyawa gula penyusun nukleotida merupakan gula dengan atom Karbon 5 (lima) yaitu 2-deoksi-D-ribosa dan D-ribosa, lihat Bagan dibawah ini.
gambar 14.58
Bagan. Molekul penyusun Asam nukleat
Basa nukleosida yang ditemukan pada asam nukleat adalah adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), timin (T) dan urasil (U), lihat Bagan.
Asam nukleat dalam sel terdiri dari DNA (DeoxyriboNucleic Acid) dan RNA (RiboNucleic Acid). Kedua jenis asam nukleat ini memiliki perbedaan basa purin yang merupakan molekul penyusunnya. Untuk RNA disusun oleh gula D-ribosa dan basa urasil. Sedangkan untuk DNA disusun oleh gula 2-deoksi-D-ribosa yaitu gula D-ribosa yang kehilangan gugus OH pada atom C nomor 2 dan basa timin.                                                             Gambar 6. Molekul Nukleotida
C.  Transkripsi dan Pengendaliannya
1.    Transkripsi
Transkripsi (bahasa Inggris: transcription) dalam genetika adalah pembuatan RNA dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah "teks" DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timina di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.
2.    Proses Transkripsi
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel atau di dalam matriks mitokondria dan plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun tanpa rangsangan. Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus (gen-gennya disebut gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping genes).
Sementara itu, gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi sewaktu-waktu; gennya disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur mekanisme khusus. Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter inti, segmen gen yang berfungsi sebagai pencerap RNA polimerase[7] yang terletak di bagian hulu bagian yang akan disalin (disebut transcription unit), tidak jauh dari ujung 5' gen. Promoter inti terdiri dari kotak TATA, kotak CCAAT dan kotak GC.
Sebelum RNA polimerase dapat terikat pada promoter inti, faktor transkripsi TFIID akan membentuk kompleks dengan kotak TATA. Inhibitor dapat mengikat pada kompleks TFIID-TATA dan mencegah terjadinya kompleks dengan faktor transkripsi lain, namun hal ini dapat dicegah dengan TFIIA yang membentuk kompleks DA-TATA. Setelah itu TFIIB dan TFIIF akan turut terikat membentuk kompleks DABF-TATA. Setelah itu RNA polimerase akan mengikat pada DABF-TATA, dan disusul dengan TFIIE, TFIIH dan TFIIJ.
Kompleks tersebut terjadi pada bagian kotak TATA yang terletak sekitar 10-25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG). Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut sebagai berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode (karena memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat).
Pada awal transkripsi, enzim guaniltransferase menambahkan gugus m7Gppp pada ujung 5' untai pre-mRNA. Sejumlah ATP diperlukan untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3' (ujung karboksil) berkas templat ke arah ujung 5' (ujung amino). pre-mRNA yang terbentuk dengan demikian berarah 5' → 3'. Pergerakan RNA polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan kodon berhenti, dan deret AAUAAA akan ditambahkan pada pangkal 3' pre-mRNA. Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari DNA, sedangkan pre-mRNA akan teriris sekitar 20 bp dari deret AAUAAA dan sebuah enzim, poli(A) polimerase akan menambahkan deret antara 150 - 200 adenosina untuk membentuk pre-mRNA yang lengkap yang disebut mRNA primer.
Tergantung intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.
3.    Pengendalian Transkripsi
Transkripsi merupakan tahapan utama suatu gen dikendalikan. Tahap pengawalan merupakan titik kritis bahkan untuk beberapa gen merupakan satu-satunya titik pengendalian apakah suatu gen akan ditranskripsi atau tidak. Namun karena tahapan transkripsi itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan, sejumlah tahapan itu dapat menjadi titik-titik pengendalian transkripsi.
Ada dua hal penting yang patut diperhatikan sehubungan dengan pengendalian transkripsi:
a.    RNA polimerase menemukan daerah promotor dan protein-protein lain melakukan pengikatan spesifik dengan urutan tertentu basa nukleotida di daerah promotor;
b.    Protein-protein regulator berinteraksi dengan RNA polimerase dan dengan protein pengatur yang lain mengaktifkan atau merepresi tahapan-tahapan spesifik dalam pengawalan, pemanjangan, dan pengakhiran dari tahapan-tahapan transkripsi.
D.  Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").
1.      Macam-macam Mutasi Berdasarkan Sel yang Bermutasi
a)    Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya.
b)    Mutasi Gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan kepada keturunannya.
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut MUTAGEN. Mutagen dibagi menjadi 3, yaitu:
a.    Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
b.    Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
c.    Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
2.    Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi
a.    Mutasi titik / gen
http://180.246.114.109/bahanajar2/BIOLOGI/Mutasi%20dan%20Implikasinya/materi/materi1.gif
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi.
Contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
b.    Aberasi (Mutasi kromosom)
Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
Perubahan jumlah kromosom :
1)    Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n" menandakan jumlah set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu paket n manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: >> Autopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis. >> Allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
2)    Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:
·         Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
·         Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
·         Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
·         Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
·         Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
Perubahan Susunan Kromosom
a.    Delesi adalah peristiwa hilangnya sebagian kromosom karena patah
b.    Duplikasi adalah peristiwa penambahan patahan kromosom pada kromosom yg normal
c.    Inversi adalah membaliknya urutan gen disebabkan patahan kromosom menyisip diantara patahan kromoson sehingga urutannya terbalik
d.    Translokasi adalah peristiwa pindahnya patahan kromosom ke potongan kromosom lain yang bukan homolognya
e.    Katenasi adalah peristiwa saling menempelnya ujung-ujung kromosom sehingga membentuk lingkaran